Pernyataan Abdullah Bin Baz bahwa meminta pertolongan kepada selain Allah adalah syirik.

Meminta tolong dan perlindungan kepada selain Allah.
Rasulullah saw berkata kepada Ibnu abbas radhiyallahu
‘anhuma ”Apabila kamu ingin meminta (sesuatu), maka
mintalah (hanya) kepada Allah, dan apabila kamu meminta
pertolongan, maka minta pertolonganlah (hanya) kepada
Allah”.
Dengan demikian, tahulah kita bahwa berdo’a (meminta
sesuatu) kepada jin adalah terlarang.

Jawaban Habib Munzir Al Musawa:
Berkata Rabi’ah bin Ka’ab ra, aku pernah berhari-hari
menginap di kediaman Rasul saw, dan aku membawakan air
wudhu untuk beliau saw dan hajat hajat beliau saw, maka
beliau saw bersabda ”Mintalah.!”, maka aku berkata “Aku
minta padamu untuk bisa menemanimu di sorga!”, maka Rasul saw bersabda “Adakah permintaan yang lainnya?”,
aku berkata ”itu saja”. Maka Rasul saw bersabda “Bantulah
aku untuk dirimu sendiri dengan memperbanyak sujud”
(Shahih Muslim).
Jelas sudah bahwa Rasul saw membolehkan minta
pada makhluk, bahkan Rasul saw menyuruh Rabiah minta
pada beliau saw, dan Rabiah meminta dekat dengan Rasul
saw di sorga pada Rasul saw, dan Rasul saw tak menolaknya,
namun beliau saw meminta Rabiah juga memperbanyak
sujud, bukan melarang, apalagi mengatakan musyrik.
Menikah dengan Jin diperbolehkan dalam seluruh
madzhab, berteman dengan Jin telah dijelaskan bahwa Jin
itu tidak semuanya musyrik, ada yang shalih dan ada yang
fasiq, silahkan rujuk surat Al Jin, dan yang dilarang adalah
menyembah Jin itu, atau memperbudaknya.
Meminta pertolongan pada selain Allah boleh saja
selama tak melanggar syariah, Rasul saw Jelas bahwa
larangan Allah swt menyembah pada selain Allah swt,
bukan melarang tawassul atau minta bantuan pada manusia,
berbeda dengan yang dijelaskan Bin Baz dalam hal ini, ia
membelokkan makna sangat jauh dari tujuan ayat, alangkah
bodohnya jika pendapat semacam ini disebut fatwa?
Perbuatan sunnah Rasul saw dibelokkan menjadi
perbuatan musyrik. Bukankah anak–anak Nabi Ya’qub as
(kakak-kakak Nabi Yusuf as) meminta pada ayahnya agar
ayahnya beristighfar untuk mereka?,“Wahai ayah kami tolong
mintakan pengampunan pada Allah untuk kami, sungguh kami telah berbuat salah, maka ia (Ya’qub as) berkata “Aku
akan mohonkan pengampunan pada Allah untuk kalian,
sungguh Tuhanku Maha Pengampun dan Berkasih sayang”
(QS. Yusuf: 97-98).
Apakah Nabi Yaqub as ini membenarkan kemusyrikan
anak anaknya..?.
Kenapa mereka meminta di-istighfar-kan oleh
ayahnya..?, kenapa berperantara pada ayahnya..?, kenapa
tidak langsung saja pada Allah..?, kenapa Allah menyebut
ayat ini dalam Alqur’an..?. Bukankah perbuatan ini ditiru
oleh para sahabat radhiyallahu‘anhum lalu Allah swt memuji
mereka ?
“Ketika mereka telah berbuat dhalim atas diri mereka
sendiri lalu mereka datang padamu (wahai Muhammad),
lalu mereka beristighfar pada Allah didepanmu, lalu Rasul
(saw) beristighfar untuk mereka, maka mereka akan dapati
Allah Maha Menerima taubat mereka dan berkasih sayang”
(QS. Annisa: 64).
Al Imam Ibn Katsir dalam tafsirnya menukil syarah
ayat ini diriwayatkan oleh AL Utbiy bahwa ia sedang duduk
dimakam Rasul saw, lalu datang seseorang dan berkata
“Salam sejahtera wahai Rasulullah, aku dengan frman
Allah swt yang berbunyi “Ketika mereka telah berbuat
dhalim atas diri mereka sendiri lalu mereka datang padamu
(wahai Muhammad), lalu mereka beristighfar pada Allah
didepanmu, lalu Rasul (saw) beristighfar untuk mereka, maka
mereka akan dapati Allah Maha Menerima taubat mereka dan berkasih sayang”, dan kini aku datang padamu wahai
Nabi, beristighfar dihadapanmu atas dosa dosaku, dan minta
syafaat padamu kepada Tuhanku”.
Lalu pria itu pergi dan aku (Al Utbiy) tertidur, dan aku
bermimpi Rasul saw dan berkata “Wahai Utbiy, kejar orang
itu, katakan padanya bahwa Allah swt sudah megampuninya”
(Tafsir Imam Ibn Katsir QS. Annisa: 64).
Riwayat ini juga diriwayatkan oleh Al Imam Nawawi
dalam kitabnya Al Majmu’.
Tentunya mimpi tak bisa dipakai dalil, namun tentuya
yang kita bahas adalah perbuatan meminta pada kubur Nabi
saw yang terjadi sebelum mimpi tersebut, jika perbuatan itu
syirik maka Imam Al Utbiy akan menegurnya, dan Imam Ibn
Katsir akan menjelaskan bahwa minta dikuburan itu syirik,
dan demikian pula Imam Nawawi.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Imam Ibn Katsir
adalah murid Ibn Taimiyah, dan fatwa Imam Ibn Katsir sangat
dipakai oleh para kalangan anti maulid, namun lihat sendiri
bahwa Imam Ibn Katsir ini membolehkan minta pada ahli
kubur, demikian pula Hujjatul Islam Al Imam Nawawi, dan
sama sekali tak menyebutkan bahwa perbuatan itu syirik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar